Langsung ke konten utama

6 Budaya Jawa yang Mendunia

 




6  Budaya Jawa yang Mendunia

 

Indonesia adalah negara multikultural, yang memiliki ratusan bahkan ribuan budaya. Kita begitu kaya, bukan hanya dari segi alamnya, tapi juga kebudayaannya. Salah satunya adalah Jawa.

Karena hal tersebut banyak sekali wisatawan asing yang tertarik berkunjung, bahkan mempelajari lebih mendalam tentang budaya Indonesia. Tidak hanya menarik wisatawan berkunjung. Ternyata kebudayaan Jawa sudah mendunia loh. Apa saja kebudayaan tersebut? Yuk simak ulasan berikut.

1.       Angklung

Angklung sendiri alat musik tradisional yang sudah ada di masyarakat Jawa secara turun menurun. Alat musik ini terbuat dari bambu. Ada dua titi laras yaitu laras Slendro dan Pelog.

Awalnya angklung hanya menjadi alat musik khas masyarakat pribumi. Namun kini, UNESCO mengakui jika angklung adalah warisan budaya yang harus dilestarikan.

2.      Batik

Siapa yang tidak tahu batik? Warisan budaya satu ini tidak perlu dipertanyakan lagi keunikan. Bahkan sekarang banyak loh, artis dan aktor luar negeri yang mengenakan pakaian batik.

Salah satunya V BTS yang mengenakan batik saat menjadi model brand Zara.  Selain V BTS ternyata aktris terkenal Hollywood Paris Hilton kerap memakai baju batik.

3.      Tari Reog Ponorogo

Reog Ponorogo tarian yang sarat akan nuansa mistis ini berasal dari Jawa Timur. Dari mana unsur mistisnya?

Ternyata unsur mistisnya berasal dari tarian yang dimainkan dengan cara menggigit topeng seberat 50-60 kg, demi mendapatkan kekuatan itu, biasanya penari perlu melakukan ritual terlebih dulu.

4.      Gamelan

Gamelan adalah seperangkat alat musik yang wajib ada di setiap pertunjukan yang ada di Jawa, seperti tari-tarian, kuda lumping, wayang dan lainnya. Tak heran jika gamelan menjadi bagian penting bagi kelestarian budaya Jawa dan sekarang sudah mulai dikenal dunia, sehingga banyak turis yang mempelajari gamelan.

 

5.      Wayang kulit

Sunan Kalijaga yang pertama kali membawa kebudayaan ini ke Tanah Jawa. Wayang kulit dimainkan dengan didampingi, dalang, sinden dan penabuh gamelan. Kisah-kisah yang dibawakan pada pertunjukan wayang biasanya, Ramayana, Mahabharata, dan Punakawan.

6.      Keris

Keris merupakan salah satu pusaka Jawa yang sudah ada sejak zaman dulu. Keris bukanlah senjata biasa, melainkan benda pusaka sakral.

Karena dianggap sakti, sampai sekarang masih ada ritual penyucian keris yang dilakukan setiap bulan Suro.

Bagaimana, apa kamu merasa bangga dengan kebudayaanmu sendiri? Bukan hanya budaya Jawa saja, semua kebudayaan Indonesia sudah seharusnya diperkenalkan pada dunia. Jika bukan kita yang melestarikannya, siapa lagi?***

 

Sumber berita:

https://tentik.com/10-budaya-indonesia-yang-mendunia/

https://satrianesia.com/budaya-indonesia-yang-mendunia/

https://akumaubelajar.com/seni-budaya/tarian-daerah-jawa-timur/

Komentar

Populer

Analisis Puisi “ IBU” Karya D. Zawawi Imron

  “ IBU” Karya D. Zawawi Imron   Kalau aku merantau lalu datang musim kemarau Sumur-sumur kering, daunan pun gugur bersama reranting Hanya mata air air matamu ibu, yang tetap lancar mengalir Bila aku merantau Sedap kopyor susumu dan ronta kenakalanku Di hati ada mayang siwalan memutikkan sari-sari kerinduan Lantaran hutangku padamu tak kuasa kubayar Ibu adalah gua pertapaanku Dan ibulah yang meletakkan aku di sini Saat bunga kembang menyerbak bau sayang Ibu menunjuk ke langit, kemudian ke bumi Aku mengangguk meskipun kurang mengerti Bila kasihmu ibarat samudera Sempit lautan teduh Tempatku mandi, mencuci lumut pada diri Tempatku berlayar, menebar pukat dan melempar sauh Lokan-lokan, mutiara dan kembaang laut semua bagiku Kalau aku ikut ujian lalu ditanya tentang pahlawan Namamu, ibu, yang kan kusebut paling dahulu Lantaran aku tahu Engkau ibu dan aku anakmu Bilaa berlayar lalu datang angin sakal Tuhan yang ibu tunjukkan telah kukenal

ANALISIS PUISI WS RENDRA 'Orang-orang miskin'

  Orang-Orang Miskin karya : WS Rendra Orang-orang miskin di jalan, yang tinggal di dalam selokan, yang kalah di dalam pergulatan, yang diledek oleh impian, janganlah mereka ditinggalkan. Angin membawa bau baju mereka. Rambut mereka melekat di bulan purnama. Wanita-wanita bunting berbaris di cakrawala, mengandung buah jalan raya. Orang-orang miskin. Orang-orang berdosa. Bayi gelap dalam batin. Rumput dan lumut jalan raya. Tak bisa kamu abaikan. Bila kamu remehkan mereka, di jalan  kamu akan diburu bayangan. Tidurmu akan penuh igauan, dan bahasa anak-anakmu sukar kamu terka. Jangan kamu bilang negara ini kaya karena orang-orang berkembang di kota dan di desa. Jangan kamu bilang dirimu kaya bila tetanggamu memakan bangkai kucingnya. Lambang negara ini mestinya trompah dan blacu. Dan perlu diusulkan agar ketemu presiden tak perlu berdasi seperti Belanda. Dan tentara di jalan jangan bebas memukul mahasiswa. Orang-orang miskin di jalan masuk ke dalam tidur mala

Tentangku dan Rasa

Source pic by : pinterest Dulu aku sempat berpikir jika manusia memang terlahir dengan kesempurnaan mereka masing-masing. Namun pada akhirnya aku menyadari, jika tidak ada satu orang pun yang memiliki kesempurnaan sedetil-detilnya. Jika memikirkan kita terlahir sempurna itu termasuk pelanggaran ketaqwaan kepada sang pencipta. Maka berlagak seolah kita sempurna adalah pelanggaran terbesarnya. Maka dari itulah, kehidupan ku yang porak poranda. Jiwaku yang terkekang, dan hatiku yang lama mati rasa, adalah bentuk dari ketidak sempurnaan yang di berikan oleh-Nya. Rasanya berat berbagi serpihan kisah ini, dan menuangkan kisahnya dalam bentuk tulisan. Namun, ku kuatkan tekadku untuk menceritakannya. Karena bagiku, ini bukanlah kisah dramastis ala bollywood maupun drama korea yang penuh dengan fantasi. Kisah ini, ku tuangkan penuh ketulusan, dan rasa syukur karena ku harap dapat menginspirasi semua orang. Aku bukanlah gadis periang yang acuh terhadap semua cobaan, aku kera

Analisis Intertekstual Puisi ‘Malin Kundang ’ Karya Joko Pinurbo

  MALIN KUNDANG Puisi Joko Pinurbo Malin Kundang pulang menemui ibunya yang terbaring sakit di ranjang. Ia perempuan renta, hidupnya tinggal menunggu matahari angslup ke cakrawala.   “Malin, mana istrimu?” “Jangankan istri, Bu. Baju satu saja robek di badan.” Perempuan yang sudah tak tahan merindu itu seakan tak percaya. Ia menyelidik penuh curiga.   “Benar engkau Malin?” “Benar, saya Malin. Lihat bekas luka di keningku.” “Tapi Malin bukanlah anak yang kurus kering dan compang-camping. Orang-orang telah memberi kabar bahwa Malin, anakku, akan datang dengan istri yang bagus dan pangkat yang besar.” “Mungkin yang Ibu maksud Maling, bukan Malin.” “Jangan bercanda, mimpiku telah sirna.”   Walau sakit, perempuan itu memberanikan diri bertanya: “Ke mana saja engkau selama ini?” “Mencari ayah di Jakarta.” Lalu kata ibu itu: “Ayahmu pernah pulang dan aku telah sukses mengusirnya.”   “Benar engkau Malin?” Ibu itu masih juga sangsi. Dan ana

Boneka 1

    14 Juni 2006. Hari ulang tahunku yang ke-5, Ibu diam-diam memberiku boneka berbentuk hati berwarna merah, dan meletakkan di tepi ranjangku. Aku senang, sampai sekarang boneka itu masih bertengger manis di ranjangku.      14 Juni 2007. Hari ulang tahunku yang ke-6, Ayah mengajakku pergi ke plaza, tanpa Ibu, hanya ada aku dan adikku. Aku senang, karena setelah satu tahun aku akhirnya bertemu Ayah, dia mengingat hari ulang tahunku, dan memberiku boneka anjing dan domba.     14 Juni 2008. Tidak ada lagi yang memberiku boneka.  Mungkin kamarku sudah penuh boneka, jadi boneka tidak diperlukan lagi.      14 Juni 2009. Tidak ada lagi laki-laki itu...kemana hilangnya?  Lagi-lagi aku hanya bisa bilang "entah"     14 Juni 2010. Aku diperkenalkan dengan orang asing, yang harus ku sebut dengan sebutan "Ayah" Baiklah.      14 Juni 2011. Ibuku seperti orang asing. Aku tidak begitu dekat  dengannya. Bahkan saat didekatnya, hanya ada rasa takut menjalariku.