Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label merdeka

Surat untuk NKRI

course pict : pinterest   B erliter darah mengarungi jalan metropolitan kotor Dari kerja rodi, hingga longlongan proklamator Dari kasus alu celurit, hingga jeruji besi dipenuhi tikus kantor Dari krisis moneter , hingga seruan reformasi Hakim hanya mengetuk palu, tak menghapus masa lalu Meski bermilyar keringat menetes, pertiwiku tetaplah sama Kata reformasi seolah hanya angin lalu di tangan para benalu Para jejak kotor berdasi, meninggalkan tapak kaki kebringasan Inikah yang kita sebut keajaiban reformasi? Tahukah jika terlalu banyak metafora di tanah pertiwi ini? Ego diri mulai membenamkan kejujuran  dalam nadi  Hanya ada gema perut-perut rakus yang mencari mangsanya Sayangnya, denyut waktu masih tertancap kuat di tangan pembabat Sayangnya, kecamuk alam ini tak terdengar oleh telinga kotor mereka Inikah yang kita sebut pembenahan diri? Mesin waktu tak mungkin bisa diulang, bumi kita kini sudah telanjang ! Melihat darah merah

Generasi Keruh, Ki Hajar menangis untukmu.

Lihat! Lihatlah! Gedung-gedung tinggi bernisankan sekolah negeri kini semakin megah menjulang langit NKRI Lihat! Lihatlah! Lihat cacing-cacing bangsa yang berdiam di dalamnya Gedung itu hanyalah tameng dari kesuraman mereka Ini bukan salah mereka Itu bukan salah gedungnya Mereka bukan salah tuding-tudingnya. Ini, itu, mereka. Salah temperamen-nya. Lihat! Lihatlah! Kritikan hanya di lihat sebelah mata. Sejauh hamparan sawah yang luas Generasi bangsa mencucurkan darah tanpa dosa Cacing-cacing itu yang harusnya memakan tanah pendidikan Mereka menggeliat seperti cacing kepanasan. Lihat! Lihatlah! Gedung itu seolah hanya pelarian. Kini lentera bangsa semakin sayup-sayup ingin padam Secara tersirat mereka hanya pandai membual! Tong kosong nyaring bunyinya. Mereka termakan politik globlalisasi yang tak berguna. Lihat! Lihatlah! Mau jadi apa cacing-cacing itu? Mau jadi apa perjuangan Kartini? Mau seperti apa saat Ki Hajar meng