Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label prosa

Benang Merah

Orang bilang, jodoh di tangan Tuhan Tapi mereka salah Tuhan kan tidak punya tangan Orang bilang, jodoh sudah ditentukan Tapi aku menunggu sampai petang Buktinya tak ada seorang pun kan datang Lalu aku mengambil kesimpulan Hanya orang dungu yang percaya apa kata orang Jadi jodohku ada di tangan siapa? Lalu realita pun menjawab Jodohmu ada di tangan uang Selama ada uang, di situlah peluang datang.

Tafsiran Puisi Sitor Situmorang "Malam Lebaran"

      source pic “Malam Lebaran” Bulan di atas kuburan Begitulah kira-kira bunyi dari puisi karya Sitor Situmorang yang menimbulkan tanda tanya besar. Apa makna di balik satu baris puisi tersebut? Konon, Sitor membuat puisi itu ketika ia berkunjung ke rumah Pramoedya Ananta Toer pada malam Lebaran. Dalam perjalanan, Sitor melihat tembok putih yang membuatnya penasaran. Sitor kemudian menghampiri tembok putih itu, melongok ke atasnya dan melihat ada kuburan di baliknya. Bermain dengan kata, Sitor kemudian memunculkan sebuah objek lain di dalam puisinya itu, yakni bulan. Mungkin, menurut penulis puisi tersebut tidak memiliki makna khusus. Sitor hanya teringat dengan manusia yang tidak bisa lagi menikmati malam lebaran, karena mereka telah lebih dulu meninggalkan dunia. Kemudian ada pula yang menafsirkan, jika makna puisi itu supaya kita mengingat orang-orang yang sudah tiada, biasanya saat lebaran banyak orang yang mengunjungi kerabat mereka yang sudah tiada di kuburan, ser

PERKUTUT

  PERKUTUT   Ayahku   pergi berburu. Dia kembali saat senja memburu. Kupikir, Ayah akan kembali membawa lembu. Ternyata hanya burung dalam sangkar bambu. Namanya perkutut. Setiap hari kerjanya hanya membuat bising. Suara radio bahkan kalah nyaring olehnya. Ingin sekali-kali aku menguliti dagingnya yang tampak lezat. Tapi Ayah melarangku. Ayah bilang perkutut adalah burung berharga. Saat Ayah hampir tersesat di tengah hutan. Perkutut menunjukkan jalan pulang padanya. Baiklah, aku tidak akan menggorengnya hari ini. Kami sekeluarga punya hutang budi padanya.                  Setiap pagi perkutut bernyanyi dengan merdu. Mengalahkan ayam jago tetangganya yang fals suaranya. Lalu suatu hari. Perkutut meringkuk dalam sangkarnya. Suasana rumah menjadi sunyi. Ada apa gerangan? Apa dia kehabisan suara karena sering digunakan. Aku, bertanya pada Bibi tetangga. Dia seorang biduan. Bagaimana caranya mengembalikan suara penyanyi?                 Bibi tetangga memberiku resep, penyanyi tida