Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label analisis

Analisis Hermeneutika Puisi "Sehabis Mengantar Jenazah"

Tentang Buku   ·          Judul Buku: Hujan Bulan Juni ·          Penulis: Sapardi Djoko Darmono ·          Penerbit Utama: Gramedia Pustaka Utama ·          Tahun Terbit: 2015 ·          Deskripsi Fisik (Tebal): 138 halaman ·          ISBN: 978-602-03-1843-1 Puisi Sehabis Mengantar Jenazah adalah salah satu puisi yang tergabung dalam buku terkenal “Hujan Bulan Juni” karya Sapardi Djoko Damono yang ia tulis pada tahun 1990-2000, sebelum akhirnya buku tersebut diterbitkan oleh Gramedia pada tahun 2015. 2.       Pendahuluan   Hermeneutika, secara umum memposisikan diri secara definitif sebagai suatu teori dan atau filsafat tentang interpretasi makna. Secara bahasa, akar kata Hermeneutika merujuk pada bahasa para filsuf kuno, pada era Yunani yang merujuk pada hermeneuein (menafsirkan, menginterpretasikan, menerjemahkan) dan hermeneia (penafsiran atau interpretasi). Hermeneuein memposisikan diri sebagai kata kerja, sementara hermeneia merepresentasikan diri seba

Tafsiran Puisi Sitor Situmorang "Malam Lebaran"

      source pic “Malam Lebaran” Bulan di atas kuburan Begitulah kira-kira bunyi dari puisi karya Sitor Situmorang yang menimbulkan tanda tanya besar. Apa makna di balik satu baris puisi tersebut? Konon, Sitor membuat puisi itu ketika ia berkunjung ke rumah Pramoedya Ananta Toer pada malam Lebaran. Dalam perjalanan, Sitor melihat tembok putih yang membuatnya penasaran. Sitor kemudian menghampiri tembok putih itu, melongok ke atasnya dan melihat ada kuburan di baliknya. Bermain dengan kata, Sitor kemudian memunculkan sebuah objek lain di dalam puisinya itu, yakni bulan. Mungkin, menurut penulis puisi tersebut tidak memiliki makna khusus. Sitor hanya teringat dengan manusia yang tidak bisa lagi menikmati malam lebaran, karena mereka telah lebih dulu meninggalkan dunia. Kemudian ada pula yang menafsirkan, jika makna puisi itu supaya kita mengingat orang-orang yang sudah tiada, biasanya saat lebaran banyak orang yang mengunjungi kerabat mereka yang sudah tiada di kuburan, ser

Analisis Leksikal Puisi "Tapi" Karya Sutardji Calzoum Bachri

  Aku bawakan bunga padamu                         Tapi kau bilang masih Aku bawakan resahku padamu                         Tapi kau bilang hanya Aku bawakan darahku padamu                         Tapi kau bilang Cuma Aku bawakan mimpiku padamu                         Tapi kau bilang meski Aku bawakan dukaku padamu                         Tapi kau bilang tapi Aku bawakan mayatku padamu                         Tapi kau bilang hampir Aku bawakan arwahku padamu                         Tapi kau bilang kalau Tanpa apa aku datang padamu                         Wah Puisi “Tapi” karangan Sutardji Calzoum Bachri menggambarkan sebuah pertentangan antara aku dan kau sehingga apa pun yang dibawa oleh aku selalu tak bermakna di mata kau .  Adanya pemisahan antara baris aku dan kau seolah menggambarkan perrcakapan antara dua orang yang tak akan pernah sejajar seperti seorang yang sedang menalin asmara atau juga seperti Hamba dengan Tuhannya. segi kasmaran haal in