CAMPUR KODE DALAM SLOGAN IKLAN PRODUK MAKANAN RINGAN
DI YOUTUBE INDONESIA
CODE-MIXING
IN ADVERTISING SLOGANS FOR SNACK FOOD PRODUCTS
ON
YOUTUBE INDONESIA
Ayuni
Kurnia Wulandari
Universitas
Negeri Yogyakarta
INDONESIA
ayunikurnia.2019@student.uny.ac.id
ABSTRAK
Penelitian
ini untuk mengetahui bahasa apa yang digunakan dalam campur kode, bentuk campur
kode dan jenis campur kode yang terdapat dalam slogan iklan produk makanan
ringan di youtube Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif
kualitatif. Metode pengumpulan data yakni metode simak dan catat. Sumber data penelitian ini iklan produk makanan ringan yang
ditayangkan di youtube Indonesia periode 2019-2023. Metode
analisis data metode padan translasional dan metode agih. Teknik analisis
teknik bagi unsur langsung, teknik baca markah, dan teknik ganti. Hasil
penelitian yang diperoleh pertama, bahasa yang digunakan di dalam slogan iklan
produk makanan ringan terdiri atas bahasa Inggris, bahasa Italia, bahasa Korea,
slang Belanda, dialek Jawa dan dialek Betawi. Kedua, bentuk campur kode terdiri
(a) bentuk campur kode kata terdiri atas kata benda, kata sifat, kata kerja,
kata seru, kata ganti dan kata depan. (b) bentuk campur kode tataran frasa
terdiri atas frasa kerja, frasa benda, frasa sifat, dan frasa keterangan. (c)
bentuk campur kode klausa. Ketiga, jenis campur kode terdiri (a) jenis campur kode
ke luar (b) jenis campur kode ke dalam (c) jenis campur kode campuran.
Kata kunci: Bahasa dalam
iklan, penggunaan campur kode dalam iklan, kajian sosiolinguistik.
ABSTRACT
This research
is to find out what language is used in code-mixing, the form of code-mixing
and the type of code-mixing contained in the advertising slogan of snack food
products on YouTube Indonesia. This research uses a qualitative descriptive
approach. The data collection method is the method of listening and recording.
The data source of this research is snack product advertisements aired on
YouTube Indonesia for the 2019-2023 period. The data analysis method is
translational pairing method and agih method. Analysis techniques are direct
element sharing technique, mark reading technique, and replace technique. The
results obtained first, the language used in the advertising slogans of snack
food products consists of English, Italian, Korean, Dutch slang, Javanese
dialect and Betawi dialect. Second, the form of code mix consists of (a) the
form of word code mix consists of nouns, adjectives, verbs, interjections,
pronouns and prepositions. (b) phrase-level code-mixing forms consist of verb
phrases, noun phrases, adjective phrases, and adverb phrases. (c) the form of
clause code mix. Third, the type of code mix consists of (a) outward code mix
type (b) inward code mix type (c) mixed code mix type.
Keywords: Language in
advertisements, the use of code mix in advertisements, sociolinguistic studies.
PENDAHULUAN
Bahasa merupakan elemen terpenting
dalam kehidupan sehari-hari manusia, yakni sebagai sistem komunikasi. Menurut
Chaer (2010:11) menyatakan jika fungsi
utama bahasa adalah sebagai alat komunikasi atau alat interaksi yang hanya
dimiliki oleh manusia. Selain digunakan untuk komunikasi, bahasa memiliki
fungsi, jenis dan ragam yang bervariasi di dunia, bahasa bersifat fleksibel
karena dapat menyesuaikan konteks apa yang sedang atau akan digunakan, salah
satunya adalah bahasa yang digunakan pada bidang periklanan disebut sebagai
bahasa iklan yang tergolong ke dalam ragam iklan. . Umumnya ada dua jenis iklan
yang sering ditampilkan baik dalam media cetak, media suara, mau pun media
audio visual yakni iklan layanan masyarakat dan iklan komersial, dari dua jenis
iklan tersebut penelitian ini hanya akan memfokuskan pada iklan komersial atau
iklan pemasaran bisnis.
Tujuan iklan komersial adalah untuk
mencapai target pemasaran suatu produk, sehingga penggunaan bahasa yang menarik
konsumen dalam iklan komersial sangat diperhatikan, iklan komersial tidak
begitu memperhatikan kaidah kebahasaan, iklan ini cenderung menggunakan bahasa
non formal yang menyesuaikan perkembangan zaman, selama bahasa itu menarik dan
mudah diingat. Slogan menjadi bagian penting dan harus ada dalam promosi suatu
produk demi menonjolkan identitas atau ciri khas produk itu sendiri. Menurut
Alwi (2003:108) bahwa slogan
merupakan bentuk penyampaian informasi atau pemberitahuan dan slogan biasanya
ditulis dengan kalimat pendek, menarik, singkat dan persuasif yang bertujuan
untuk menegaskan sebuah pemikiran atau prinsip.
Bahasa asing sangat ditonjolkan
dalam slogan iklan, salah satu alasannya agar slogan lebih mudah diingat oleh
konsumen dan menambah keunikan dari identitas produk itu sendiri. Salah satu
contoh kutipan slogan produk yang menggunakan bahasa asing terdapat dalam iklan
sosis so nice yang berbunyi “so good, is very good” slogan itu
sudah muncul sejak merek so good gencar mempromosikan produknya pada
tahun 1999. Biasanya dalam slogan penggunaan bahasa asing tidak digunakan
secara utuh tanpa sisipan Bahasa Indonesia, atau sebaliknya. Bentuk yang paling
sering digunakan yakni kata, frasa atau klausa. Contoh lain kutipan slogan dari
produk iklan makanan ringan berbentuk klausa yang menggunakan Bahasa Italia “Chocolatos
mamalia lezatos!” merupakan kutipan slogan dari iklan biskuit rol yang
muncul pertama kali pada tahun 2008, slogan tersebut sangat terkenal di
Indonesia dan sudah sangat mencirikan produk chocolatos.
Penelitian ini hanya akan membahas
tentang iklan komersial produk makanan ringan yang ditayangkan di media online
youtube khususnya wilayah Indonesia dan dibatasi periode penayangan tahun
2019-2023. Adapun alasan kenapa penelitian ini hanya memfokuskan pada produk
makanan ringan dikarenakan anggapan produk makanan ringan hanya diperuntukkan
untuk anak-anak adalah salah. Melalui data yang diunggah oleh katadata.co.id
pada tahun 2020 sesuai dengan laporan Statista Global Consumer Survey
menunjukkan 30,8% dari 100% orang berusia 25-34 tahun di Indonesia paling
banyak mengonsumsi makanan ringan. Sebanyak 28% orang yang mengonsumsi makanan
ringan berasal dari kelompok usia 35-44 tahun dan 23,6% berusia 18-24 tahun. Kemudian
sisanya 17,6% berusia 45 ke atas. Berdasarkan data tersebut, pantas jika para
pengiklan lebih gencar dalam menciptakan konsep populer yang mengikuti tren
masyarakat yang dan perkembangan zaman, dikarenakan pangsa pasar terbesar
produk makanan ringan di Indonesia ada di tangan konsumen remaja hingga dewasa,
bukan terbatas pada anak-anak.
Bahasa iklan kerap mencampurkan dua
atau lebih bahasa yang bervariasi, ragam (variasi) kode kerap digunakan dalam
percakapan, namun, keduanya juga sering digunakan dalam bidang periklanan.
Mengutip pendapat Thelander, campur kode adalah suatu peristiwa tutur
klausa-klausa, maupun frasa-frasa yang digunakan terdiri dari klausa dan frase
campuran (hybrid clauses, hybrid phrases), dan masing-masing klausa atau frasa
itu tidak lagi mendukung fungsi sendiri-sendiri (Chaer, 2010:115).
Sesuai dengan judul yang diambil
dalam penelitian ini Campur Kode dalam Slogan Iklan Produk Makanan Ringan di
Youtube Indonesia. Ketertarikan peneliti terhadap slogan iklan dikarenakan
slogan selalu ada pada setiap iklan, biasanya sebelum slogan akan muncul sebuah
dialog namun peneliti hanya memfokuskan pada slogan karena yang paling
ditonjolkan dalam iklan adalah slogan itu sendiri, slogan menjadi salah satu
nilai plus dalam promosi produk, itu sebabnya peneliti ingin mengetahui bahasa
apa saja yang digunakan dalam slogan iklan produk makanan ringan.
Cakupan campur kode tergolong luas,
campur kode masih digolongkan berdasarkan faktor, bentuk, jenis dan dampaknya,
namun pada penelitian kali ini hanya akan diambil fokus utama yakni bentuk
campur kode dan jenis campur kode, dikarenakan alasan teori yang lebih mutlak
atau jelas berdasarkan beberapa pendapat ahli, selain itu, kedua masalah
tersebut yang paling kuat dibandingkan teori pendukung yang lain. Bentuk campur
kode terdiri atas kata, frasa dan klausa, teknik analisis yang akan digunakan
selaras dengan teknik analisis bentuk lingual, yakni teknik agih. Sehingga
memudahkan peneliti dalam proses analisis datanya. Alasan lain kenapa peneliti
membuat Campur Kode dalam Slogan Iklan Produk Makanan Ringan di Youtube
Indonesia, dikarenakan masih sedikitnya penelitian yang meneliti terkait campur
kode dalam iklan produk makanan ringan, sebagian besar data penelitian yang
ditemukan membahas tentang gaya bahasa yang terdapat dalam iklan komersial
produk dan beberapa meneliti campur kode namun pada iklan fashion,
barang elektronik, kendaraan atau transportasi seperti sepeda motor dan mobil,
serta iklan kosmetik.
Media yang akan digunakan sebagai
sumber penelitian adalah platform youtube khususnya Indonesia dengan jangka
waktu penayangan iklan yakni tahun 2019-2023. Hal tersebut didasarkan pada
kemudahan mencari data iklan, pembatasan
pada tahun dan wilayah platform dilakukan agar memudahkan dalam proses pengumpulan
data dan efektivitas waktu penelitian.
METODE PENELITIAN
Terdapat dua pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu
pendekatan teoretis dan pendekatan metodologis. Pendekatan teoretis yang
digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan sosiolinguistik. Pendekatan
metodologis yang digunakan adalah pendekatan deskriptif kualitatif. Subjek
dalam penelitian kali ini adalah slogan iklan produk makanan ringan yang
ditayangkan pada platform online youtube di Indonesia periode tayang 2019-2023.
Objek yang diteliti adalah bahasa yang digunakan, bentuk campur kode dan jenis
campur kode yang terdapat pada slogan iklan produk makanan ringan di youtube
Indonesia periode tayang 2019-2023.
Data yang dikumpulkan dalam
penelitian ini adalah campur kode yang terdapat pada slogan dalam iklan produk
makanan ringan yang ditayangkan pada tahun 2019-2023 pada platform online
youtube Indonesia, dapat berupa kata, frasa dan klausa yang terkandung dalam
slogan iklan tersebut. Sumber data dalam penelitian ini adalah iklan produk makanan ringan
yang ditayangkan di platform online youtube di Indonesia periode penayangan
tahun 2019-2023.
Pengumpulan data dalam penelitian
ini dilakukan dengan metode simak dan catat. Iklan yang diambil secara acak
dalam rentan waktu penayangan 2019-2023 di platform youtube berjumlah 50 iklan
produk makanan ringan yang di dalamnya terdapat lebih dari satu data. Tujuan
dari pengambilan data secara acak tersebut adalah demi efisiensi waktu dan
memudahkan dalam proses pencarian data. Kemudian, setelah melakukan pencatatan
data secara kasar atau transkrip data, langkah selanjutnya adalah analisis
secara mendalam berdasarkan teori yang digunakan. Dalam
penelitian kualitatif ini, instrumen yang digunakan yaitu human instrument.
Metode lain yang
digunakan yakni metode padan dan metode agih. Metode padan merupakan metode
penelitian bahasa yang unsur penentunya di luar atau terlepas dari bahasa yang
bersangkutan (Sudaryanto, 2015: 15). Metode kedua yakni metode agih atau metode
distribusional yang akan digunakan untuk menganalisis bentuk campur kode,
metode agih sendiri merupakan metode yang alat penentunya berada di dalam dan
merupakan bagian dari bahasa yang diteliti (Sudaryanto, 1993:15). Teknik yang nantinya digunakan untuk proses analisis di antaranya
teknik bagi unsur langsung untuk membagi suatu konstruksi menjadi beberapa
bagian yang membentuk suatu unsur baik kata, frasa mau pun klausa,
kemudian teknik baca markah yang
digunakan untuk membaca pemarkahan suatu konstruksi, dan teknik ganti dalam
metode distribusional untuk mengetahui kesamaan kelas unsur yang digunakan
dengan unsur penggantinya. Reliabilitas data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah reliabilitas intrater dan triangulasi teori.
HASIL DAN PEMBAHASAN
1)
Bahasa yang
Digunakan dalam Campur Kode Slogan Iklan Produk Makanan Ringan
Berdasarkan hasil
penelitian yang telah dikemukakan sebelumnya, bagian pembahasan ini berisi
deskripsi lebih dalam mengenai campur kode dalam slogan iklan makanan ringan
yang ditayangkan di youtube Indonesia. Pembahasan disajikan secara runtun
sesuai dengan perumusan masalah yang dikaji.
Iklan yang ditayangkan
di Indonesia tentunya mengutamakan bahasa Indonesia dibandingkan dengan bahasa
lainnya, namun, munculnya fenomena dwibahasa dalam satu tayangan iklan
merupakan hal menarik untuk diteliti. Berdasarkan hasil penelitian terhadap 50
data iklan, 42 iklan menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris, 1 iklan
menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa Korea, 2 iklan menggunakan bahasa Indonesia,
bahasa Inggris dan bahasa Italia, 1 iklan menggunakan bahasa Indonesia dan
slang Belanda, 2 iklan menggunakan bahasa Indonesia dan dialek Jawa, dan 1
iklan menggunakan bahasa Indonesia, bahasa Inggris dan dialek Betawi. Secara
kuantitatif Bahasa Inggris menduduki 87,8% dibandingkan bahasa asing lainnya
mau pun dialek daerah yang muncul di dalam iklan.
Dilihat dari data di
atas, slogan iklan yang menggunakan Bahasa Inggris lebih banyak dibandingkan
bahasa asing lainnya, hal tersebut bisa didasari pada faktor Bahasa Inggris
sebagai bahasa universal. Bahasa Inggris merupakan bahasa yang telah ditetapkan
sebagai bahasa internasional sejak abad ke-18 oleh bangsa Eropa terutama
Inggris pada masa kejayaan Inggris. Sehingga tidak heran jika pengaruh Bahasa
Inggris sangat besar bagi negara-negara di dunia, termasuk di Indonesia. Welch,
Welch dan Piekkari (melalui Rian 2018:153) menyampaikan bahwa berbicara Bahasa
Inggris penting sebagai proses manajemen internasional.
Slogan (1) : Better, cokelatnya full enaknya
mantul! (3/BET/CK)
Slogan (2) : Tango wafer, krimnya tebal, rice crispinya
crunchy rasanya mau lagi dan lagi, lebih tebal lebih puas! (2/TW2/CK)
Pada data (1) terdapat
penggunaan Bahasa Inggris berupa kata full dalam iklan biskuit cokelat
dengan merek Better. Kata full berarti ‘penuh’ jika diterjemahkan ke
dalam bahasa Indonesia. Berbeda dengan data (2) slogan iklan Wafer Tango,
kosakata Bahasa Inggris yang digunakan berupa frasa yang lebih panjang yakni
rice crispinya crunchy jika diartikan ke dalam bahasa Indonesia artinya ‘nasi
gurihnya garing’. Kata full pada slogan (1) masih termasuk ke dalam
Bahasa Inggris murni atau istilah asing, belum termasuk ke dalam kata serapan
Indonesia, berbeda dengan kata krim dan wafer pada slogan (2) yang telah masuk
ke dalam kamus serapan bahasa Indonesia dan telah disesuaikan dengan kaidah
kebahasaan Indonesia. Bahasa Indonesia telah menyerap cukup banyak kosakata
yang akarnya berasal dari bahasa asing, terutama Bahasa Inggris yang sudah
cukup populer bahkan sebelum bahasa Indonesia berkembang.
Selain dari penggunaan Bahasa Inggris, terdapat bahasa asing lain
juga yang digunakan dalam slogan iklan produk makanan ringan, di antaranya
Bahasa Italia dan Bahasa Korea yang juga cukup populer digunakan dalam bidang
pemasaran. Bahasa Italia cenderung populer digunakan pada produk makanan ringan
berbahan dasar utama cokelat, hal tersebut dikarenakan Italia menjadi salah satu
negara penghasil cokelat terbaik, sehingga pengiklan mengidentikkan produk
dengan bahan dasar cokelat dengan Negara Italia agar konsumen yakin dengan
kualitas dan rasa dari produk makanan ringan tersebut, cara pengiklan
menonjolkan produknya adalah dengan menyisipkan penggunaan Bahasa Italia di
dalam slogannya.
Slogan (3) : Chocolatos wafer cream creamy dan crunchy
kombinasinya perfectos, chocolatos mamamia lezatos! (46/CHO/CK)
Slogan (4) : Inilah rasa Italia yang sebenarnya, krim cokelat
melimpah lebih banyak sari wafernya, krimnya lumer bisa digeser semuanya suka, delizioso!
Chocolaty Italian Style Waffle! (45/ROWAF/CK)
Slogan (3) dan (4) di atas memiliki
kesamaan yakni sama-sama mengiklankan produk wafer cokelat, namun keduanya
berasal dari merek dagang yang berbeda, untuk slogan (3) merupakan produk wafer
cokelat milik Chocolatos yang di dalamnya terdapat penggunaan Bahasa Inggris
dan Bahasa Italia, yakni pada frasa mamamia lezatos. Jika diartikan ke
dalam bahasa Indonesia frasa tersebut merupakan seruan untuk mendeskripsikan
kelezatan dari produk chocolatos yang diiklankan, seruan tersebut
menduduki makna yang hampir sama dengan ‘Ya Tuhan!’, ‘Ya Ampun!’, ‘Enak
sekali!’.
Hadir dengan konsep yang serupa
slogan (4) produk wafer cokelat Roma Wafelo juga menggunakan seruan delizioso!
Seruan tersebut juga digunakan untuk mendeskripsikan sesuatu yang lezat dalam
Bahasa Italia. Selain Bahasa Inggris dan Italia, terdapat penggunaan bahasa
Korea, bahasa Belanda dan dialek daerah yakni Jawa dan Betawi.
2)
Bentuk Campur
Kode Slogan Iklan Produk Makanan Ringan
Campur kode terbagi menjadi tiga
bentuk yakni campur kode tataran kata, campur kode tataran kata, campur kode
tataran frasa, dan campur kode tataran klausa. Hal tersebut dipertegas oleh
pendapat Chaer (2010: 116-117) menyebutkan beberapa bentuk yaitu berupa kata
dasar, frasa, serta klausa yang semuanya merupakan unsur yang terdapat dalam
analisis sintaksis, yaitu analisis tentang hubungan antara tanda-tanda
linguistik dengan hal-hal yang ditandainya atau analisis tentang makna atau
arti dalam bahasa. Teknik yang digunakan untuk menganalisis bentuk campur kode
dengan menggunakan teknik ganti yang terdapat dalam metode agih, teknik bagi
unsur langsung dan teknik baca markah. Teknik bagi unsur langsung adalah teknik
analisis data dengan membagi suatu konstruksi menjadi beberapa bagian, dan
bagian. Sedangkan teknik baca markah adalah teknik membaca pemarkah dalam suatu
konstruksi (Sudaryanto dalam Kesuma 2007:55).
a. Bentuk Campur
Kode Tataran Kata
Penelitian ini mengklasifikasi campur kode tataran kata berdasarkan
teori parts of speech, di mana bentuk kata dibagi menjadi delapan
bagian, yakini kata noun (kata benda), pronoun (kata ganti),
adjective (kata sifat), verb (kata kerja), adverb (kata
keterangan), preposition (kata depan), conjunction (kata hubung)
dan interjection (kata seru). Kemudian data tersebut dianalisis
menggunakan teknik ganti, teknik bagi unsur langsung dan teknik baca markah.
Berikut ini adalah contoh data yang mengandung campur kode tataran kata.
Slogan (10) : “Gery salut cheese ditabur
cheese dari Prancis!” (4/GSK/CK)
Slogan (11) : “Fullo, full renyahnya,
full vanilanya, full renyah,
full vanila ya fullo!” (7/FUL/CK)
Pada data slogan (10) terdapat bentuk campur kode berupa kata dasar
cheese. Kata cheese tergolong ke dalam klasifikasi kata
benda atau noun berdasarkan tabel klasifikasi kata cheese tergolong
ke dalam material noun sehingga kata yang digunakan masih berupa
kata dasar tanpa melewati proses morfologi bahasa. Kata benda materi atau kata
benda konkret tidak dapat diberikan imbuhan, kecuali kata benda umum. Pada data
slogan (11) terdapat bentuk kata dasar umum yakni kata full. Berbeda
dari kata cheese, kata full tergolong ke dalam kata sifat
atau adjective, di mana kata full memiliki beberapa turunan kata
di antaranya, filled, fullable, fully, fulled. Kata full tergolong
ke dalam campur kode kata dasar, tanpa melewati proses afiksasi.
Teknik ganti dapat digunakan untuk
menggantikan unsur tertentu dalam satuan lingual dengan unsur lain dari luar
kalimat, dari kedua contoh campur kode kata di atas, pada kata cheese
dan kata full dapat diganti dengan unsur lain yang
setara. Sebagai contoh kata cheese diganti menggunakan kata
‘keju’ maka tidak akan mengubah makna dari kalimat itu sendiri, contohnya “Gery
salut keju ditabur keju dari Prancis!” artinya kedua kata tersebut setara dan dapat
menggantikan satu sama lain, yang terjadi adalah pengulangan kata yang sama
dalam bahasa Indonesia yakni pada kata ‘keju’.
Slogan (12) : Slai olai isi lebih banyak, isi 4 biskuit dengan
selai buah manis, asam, chewy. Slai olai isi
empat makin seru! (23/SO/CK)
Berdasarkan teknik baca markah, pada
data (12) terdapat bentuk campur kode kata berimbuhan chewy. Untuk
dapat mengklasifikasikan kata chewy teori yang digunakan teori
yang dikemukakan oleh Chaer (2008:106) mengatakan bahwa afiksasi atau kata
berimbuhan merupakan salah satu proses dalam terbentuknya kata turunan baik
kata verba, nomina, mau pun adjektiva. Kata berimbuhan terbagi atas prefiks,
infiks, sufiks dan konfiks. Dengan demikian kata chewy diambil
dari kata dasar chew (verba) jika diartikan ‘mengunyah’
kemudian diberikan imbuhan berupa sufiks -y sebagai pemarkah dari kata
dasar chew sehingga terbentuklah kata chewy (adjectiva)
yang mengandung arti ‘kenyal’.
b.
Bentuk Campur Kode Tataran Frasa
Menurut Kridalaksana (2008: 66)
frasa merupakan gabungan dua kata atau lebih yang sifatnya tidak predikatif.
Berdasarkan pendapat tersebut, dikatakan bahwa frasa adalah gabungan kata yang
bukan predikat, yang berarti hubungan antara dua unsur yang membentuk frasa
tersebut tidak berstruktur subjek-predikat atau predikat-objek. Frasa diikuti
oleh dua kata pembentuknya yang terdiri atas word head (inti kata) yang
diikuti oleh kata lain.
Penelitian ini menganalisis slogan
iklan yang di dalamnya sudah mengandung campur kode tataran frasa menggunakan
teknik bagi unsur langsung. Berikut adalah contoh data yang iklan produk
makanan ringan yang di dalamnya terdapat fenomena campur kode frasa.
Slogan (17) : Roma malkist cappuccino, so
Italiano! (15/RMC/CK)
Slogan (18) : Maxicorn rasa roasted corn,
maxicorn buat pemberani!(16/MAX/CK)
Pada data (17) terdapat bentuk
campur kode tataran frasa so Italiano. Menggunakan teknik bagi unsur langsung,
peneliti mengklasifikasi frasa tersebut dengan membagi kedua unsur yakni kata so
sebagai kata pertama dan Italiano sebagai unsur kedua. So
Italiano termasuk ke dalam frasa sifat (adjectiva), frasa
adjectiva terbentuk dari kata so merupakan adverb (keterangan)
+ Italiano merupakan common noun (benda umum) sehingga
terbentuk frasa sifat yang memiliki arti ‘sangat Italia’. Pada frasa so
Italiano yang menduduki inti kata yakni Italiano merupakan
bentuk noun atau nomina yang diikuti atribut so sebagai
kata keterangan pengikut yang memiliki arti ‘sangat atau sekali’ jika dilihat
dari konteks kata yang diikutinya.
Pada data (18) terdapat bentuk
campur kode tataran frasa roasted corn, frasa tersebut dibentuk
dari kata inti corn berupa kata nomina berarti ‘jagung’ diikuti
atribut kata sifat roasted yang dapat diartikan ‘panggang atau
bakar’. Sehingga roasted corn menduduki frasa nomina (frasa
benda) yang dibentuk oleh adjektiva + nomina, sehingga terbentuklah frasa roasted
corn yang dalam bahasa Indonesia berarti ‘jagung bakar’.
c.
Bentuk Campur Kode Tataran Klausa
Menurut Ramlan (melalui Johanes,
2019:70) klausa merupakan satuan gramatikal yang terdiri dari subjek, predikat
baik dengan objek, pelengkap, keterangan atau pun tidak. Berikut adalah
analisis data campur kode tataran klausa dalam slogan iklan produk makanan
ringan yang ditayangkan di youtube Indonesia dengan menggunakan teknik bagi
unsur langsung.
Slogan (23) : Baru Chiki Twist, dengan rasa jagung bakar bikin
serumu nggak abis-abis, chiki play the circle of fun!
(27/CT1/CK)
Slogan (24) : Kapan pun dan di mana pun, everytime is
twistko time. (36/TWI/CK)
Pada data (23) terdapat bentuk
campur kode klausa chiki play the circle of fun. Teknik bagi
unsur langsung digunakan untuk mengetahui bentuk campur kode klausa. Kata chiki
sebagai unsur subjek, kata play sebagai unsur predikat,
dan the circle of fun adalah frasa yang menduduki posisi sebagai
objek, dengan demikian klausa chiki play the circle of fun dalam
bahasa Indonesia dapat diterjemahkan sebagai ‘chiki memainkan lingkaran kesenangan’.
Kata memainkan berperan sebagai predikat sebagai salah satu penanda jika
unsur tersebut adalah klausa. Dengan demikian dapat disimpulkan chiki
play the circle of fun merupakan bentuk campur kode klausa.
Pada data (24) terdapat bentuk
campur kode klausa everytime is twistko time. Teknik bagi unsur
langsung digunakan untuk mengetahui bentuk campur kode klausa. Kata everytime
is tergolong ke dalam adverbia atau kata keterangan dengan arti ‘tiap
kali’ sebagai penanda waktu yang diikuti kata is kata bantu yang
dapat menyesuaikan konteks, dalam konteks ini kata is berfungsi
sebagai kata kerja yang menduduki posisi predikat, kemudian kata twistko dan
time tergolong ke dalam objek yang berarti ‘waktunya twistko’
dengan demikian klausa everytime is twistko time dalam
bahasa Indonesia dapat diterjemahkan sebagai ‘setiap saat adalah waktunya
twistko’. Kata is berperan sebagai predikat sebagai salah
satu penanda jika unsur tersebut adalah klausa. Dengan demikian dapat
disimpulkan everytime is twistko time
merupakan bentuk campur kode klausa.
3)
Jenis Campur
Kode Slogan Iklan Produk Makanan Ringan
a.
Campur Kode ke Dalam
Campur kode ke dalam merupakan jenis
campur kode yang menyerap unsur-unsur bahasa yang
masih sekerabat atau masih berada di dalam wilayah bahasa kesatuan yakni bahasa
Indonesia. Proses analisis data jenis campur kode ke luar dilakukan
dengan menggunakan metode padan translasional. Metode ini menjadikan bahasa
lain sebagai alat penentunya, bahasa yang dimaksud adalah bahasa di luar bahasa
yang diteliti. Dalam penelitian ini hanya ditemukan 2 (dua) contoh kasus slogan
produk makanan ringan yang tayang di platform youtube Indonesia tahun
2019-2023. Berikut adalah hasil analisisnya.
Slogan (27) : Nampol! Nampol! Nambah
pol! Makan mie, dengan so nice teman mie nambah pol.
(48/SON1/CK)
Slogan (28) : Sosis so nice khan
main rasane! (49/SON2/CK)
Pada data (27) terdapat penanda
jenis campur kode ke dalam yakni pada kata pol, yang merupakan
dialek daerah yang masih berada dalam cakupan sekerabat dengan Bahasa Nasional
Indonesia. Untuk mengetahui jenis campur kode ke dalam dengan menggunakan
metode padan translasional. Kata pol berasal dari salah satu
kosakata yang biasa digunakan pada Bahasa Jawa. Kemudian
diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia berarti ‘maksimal atau maksimum’. Hal
tersebut menunjukkan fenomena jenis campur kode ke dalam dikarenakan penggunaan
salah satu dialek daerah (Jawa) di dalam slogan bahasa Indonesia.
Pada data (28) terdapat penanda
jenis campur kode ke dalam yakni pada kata rasane, yang merupakan
dialek daerah yang masih berada dalam cakupan sekerabat dengan Bahasa Nasional
Indonesia. Untuk mengetahui jenis campur kode ke dalam dengan menggunakan
metode padan translasional. Kata rasane berasal dari salah satu
kosakata yang biasa digunakan pada Bahasa Jawa. Kemudian
diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia berarti ‘rasanya’ terdengar cukup mirip
dengan kata dalam bahasa Indonesia, yang membedakan adalah imbuhan kata -nya
yang diubah menjadi imbuhan -ne, imbuhan -ne menjadi salah satu ciri
khas sufiks yang biasa digunakan dalam kosakata Bahasa Jawa. Hal tersebut
menunjukkan fenomena jenis campur kode ke dalam dikarenakan penggunaan salah
satu dialek daerah (Jawa) di dalam slogan bahasa Indonesia.
b.
Campur Kode ke Luar
Campur kode ke luar merupakan jenis
campur kode yang di dalamnya terdapat unsur-unsur bahasa asing atau bahasa yang
berada di luar bahasa sendiri. Proses analisis data jenis campur kode ke luar
dilakukan dengan menggunakan metode padan translasional. Metode ini menjadikan
bahasa lain sebagai alat penentunya, bahasa yang dimaksud adalah bahasa di luar
bahasa yang diteliti. Berikut adalah contoh data yang memperlihatkan fenomena
campur kode ke luar dalam slogan iklan produk makanan ringan di youtube
Indonesia.
Slogan (29) : Tango wafer, krimnya tebal, rice
crispinya crunchy rasanya mau lagi dan lagi, lebih tebal lebih
puas! (2/TW2/CK)
Slogan (30)
: Baru, fitbar tiramisu,
delicious multi grain bar.(5/FTB/CK)
Pada data (29) terdapat jenis campur kode ke luar yakni rice
crispinya crunchy, yang merupakan bahasa di luar bahasa Indonesia.
Dapat diketahui sebagai jenis campur kode ke luar dengan menggunakan metode
padan translasional. Frasa rice crispinya crunchy berasal dari
Bahasa Inggris kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia
berarti ‘nasi garingnya renyah’ Hal tersebut menunjukkan fenomena jenis campur
kode ke luar.
Pada data (30) terdapat jenis campur kode ke luar yakni
tiramisu dan delicious multi grain bar yang merupakan
bahasa di luar bahasa Indonesia. Dapat diketahui sebagai jenis campur kode ke
luar dengan menggunakan metode padan translasional. Kata tiramisu
dan klausan delicious multi grain bar berasal dari Bahasa Inggris
kemudian di terjemahkan ke dalam bahasa Indonesia berarti (1) kata tiramisu
merupakan salah satu jenis makanan khas Italia sebuah makanan penutup
berbahan dasar kopi, kata tiramisu diambil dari Bahasa Italia, tirami
sù jika diartikan secara harfiah berarti ‘ambilah aku’ atau dalam
Bahasa Inggris terkenal dengan istilah pick me up. (2) Klausa delicious
multi grain bar diambil dari Bahasa Inggris, jika
diartikan ke dalam bahasa Indonesia mengandung arti ‘bar multi gandum yang
lezat’, dari dua kata yang terkandung di dalam slogan menandakan fenomena tersebut sebagai campur kode ke luar.
c.
Campur Kode Campuran
Campur kode campuran merupakan jenis
campur kode yang di dalam klausa mau pun kalimat
telah menyerap unsur bahasa daerah dan bahasa asing sekaligus, atau ketika
seseorang menyisipkan unsur bahasa daerah dan unsur bahasa asing dalam
pembicaraan bahasa Indonesia.. Proses analisis data jenis campur kode
campuran dilakukan dengan menggunakan metode padan translasional. Metode ini
menjadikan bahasa lain sebagai alat penentunya, bahasa yang dimaksud adalah
bahasa di luar bahasa yang diteliti. Dalam penelitian ini hanya ditemukan satu
contoh kasus campur kode dalam slogan iklan produk makanan ringan yang
ditayangkan pada platform youtube Indonesia tahun 2019-2023, berikut
adalah hasilnya.
Slogan (32) : Yang lain sibuk
sendiri, gue tetep me time, santuy bisa di mana aja
bareng piatos, piatos nikmatnya bikin santuy! (50/PIA/CK)
Pada data (32) terdapat jenis campur
kode campuran yakni kata gue dan frasa me time Kemudian
kata gue dan frasa me time dianalisis menggunakan
metode padan translasional untuk memastikan jika data tersebut merupakan campur
kode campuran. Hasil analisis terhadap kata gue berasal
dari dialek khas suku Betawi yang merupakan salah satu bahasa di dalam yang
masih sekerabat dengan bahasa Indonesia, kata gue sebagai kata
tunggal yang memiliki arti ‘saya’ atau ‘aku’. Kata gue populer
juga sebagai istilah gaul yang biasa digunakan oleh masyarakat khususnya
wilayah Ibukota Jakarta dan sekitarnya.
frasa me time merupakan kata dalam Bahasa Inggris yang
berarti ‘waktu sendiri’. Sehingga disimpulkan jika kata data slogan
iklan (32) di atas mengandung campur kode campuran.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan yang telah dideskripsikan mengenai campur kode dalam slogan iklan
produk makanan ringan di youtube Indonesia, peneliti mengambil 50 data slogan
iklan sebagai objek penelitian, dalam masing-masing video iklan ditemukan lebih
dari satu kasus yang sesuai dengan permasalahan yang hendak diteliti. Pertama,
munculnya campur kode dalam slogan iklan produk makanan ringan tidak dapat
terlepas dari kontak bahasa yang terjadi akibat masuknya budaya luar ke Indonesia,
kemudian terjadilah percampuran dua bahasa atau lebih dalam suatu tuturan. Dari
50 data slogan iklan produk makanan ringan di youtube Indonesia periode
2019-2023 data bahasa Inggris yang ditemukan yakni 87,8%, data bahasa Italia
4,6%, bahasa Korea 1,5%, bahasa Belanda 1,5%.
Kesimpulannya, bahasa yang paling
banyak digunakan dalam campur kode adalah bahasa Inggris, jika dibandingkan
bahasa asing lainnya seperti Italia, Korea dan Belanda, dikarenakan bahasa
Inggris sebagai bahasa universal. Dari 50 video iklan yang mengandung campur
kode penggunaan dialek Jawa hanya 3.1% dan dialek Betawi 1.5%, kesimpulan yang
dapat diambil yakni dialek daerah jarang digunakan dikarenakan pangsa pasar
produk makanan ringan yang ditayangkan di platform online youtube sebagian
besar di tayangkan untuk pasar nasional dan internasional, sementara penggunaan
dialek daerah hanya digunakan untuk pasar lokal. Apabila muncul dialek daerah
dalam slogan iklan hanya berupa penggalan kata atau frasa yang populer di
kalangan masyarakat.
Kedua, bentuk
campur kode bahasa Inggris yang paling banyak digunakan adalah bentuk kata
benda atau noun dan kata sifat atau adjective. penggunaan kata benda cukup
banyak dalam slogan iklan karena produk yang ditawarkan berwujud barang, bukan
jasa, munculnya kata sifat dikarenakan popularitasnya di Indonesia, kata sifat
kerap menjadi bahasa gaul di kalangan anak muda, seperti kata full, smile, happy, trendy, chewy.
Jika melihat dari keseluruhan data, bentuk campur kode yang paling banyak
muncul yakni kata sifat, dalam sebuah iklan promosi penting bagi konsumen untuk
tahu mengenai deskripsi produk baik dari segi rasa, ciri khasnya dan keunikan
yang dimiliki produk itu sendiri.
Ketiga, jenis campur kode yang
paling banyak digunakan adalah jenis campur kode ke luars total berjumlah 94%
dibandingkan campur kode ke dalam yang hanya 4.5% dan campur kode campuran
1.5%.
DAFTAR PUSTAKA
Alwi,
Hasan. 2003. Kamus Besar
Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.
Andayani, Santi. 2019. Penyebab
Alih Kode dan Campur Kode dalam Peristiwa Tutur
Mahasiswa Jepang di Indonesia. Jurnal
Program Studi Sastra Jepang, Universitas Brawijaya.
Andriarsi,
Lyswidia. 2016. Jenis Tindak Tutur Ilokusi, Fungsi, dan Implikaturnya
dalam Wacana Iklan Warung Makan Di Tegal.
Tesis. Pendidikan Bahasa Indonesia,
Universitas Negeri Semarang.
Chaer, Abdul dan Leonie Agustina. 2010. Sosiolinguistik:
Perkenalan Awal. Jakarta: Rineka Cipta.
Catur, Handayani, dkk.
2014. Implikatur Percakapan dalam Acara Talk Show Mata Najwa Di Metro Tv. Jurnal
Penelitian Bahasa,
Sastra Indonesia dan Pengajarannya.
Elmayani, Elva. 2020. Analisis Unsur Serapan Bahasa Inggris ke
dalam Bahasa Indonesia pada Berita
Daring. Skripsi. Sastra Indonesia, Universitas Negeri Yogyakarta.
Genesee, F.
1982. The social psychological significance of code switching in
cross-cultural communication. Journal of language and social psychology.
Girsang, Mei Lyna. 2015. An Analysis of Code
Switching and Code Mixing as Found in Television Advertisement. Jurnal.
Graduate School of HKBP Nommensen University Medan.
Ida Ayu Putu Nikke Widhi Ariani, dkk. 2016. Implikatur pada
Iklan Layanan Masyarakat. Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
Kester
Ellen. 2022. Code Switching
and Code
Mixing. https://bilinguistics.com/code
switching and-code-mixing/ Diakses pada 16
Januari 2023.
Kotler, Philip dan Gary Amstrong.
1997. Dasar - Dasar Pemasaran Jilid 2. Prenhallindo. Jakarta
Kridalaksana. 1984. Sosiolinguistik : suatu
pengantar. PT. Gramedia: Jakarta. Pelajar.
_______2008.
Kamus Linguistik.edisi Ke-3. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
Kriyantono,
Rachmat. 2010. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Penerbit
Kencana.
Lazfihma. 2014. Analisis Bahasa
dalam Slogan Iklan Minuman di Televisi. Skripsi. Bahasa dan
Sastra Indonesia, Universitas Negeri Yogyakarta.
Mardikontoro, Hari. 2016. Satuan
Lingual Pengungkap Kearifan Lokal dalam Pelestarian Lingkungan. Jurnal
Penelitian FBS Universitas Negeri Semarang.
Pateda, Mansoer. 2015. Sosiolinguistik: Dr.
Mansoer Pateda. Bandung: Penerbit
Angkasa.
Samsi, Yogi Setia. 2016. Code Switching and
Code Mixing in Tourism Industry toward Multilingual. Jurnal. University of
Singaperbangsa Karawang.
Sartika. 2017. Penggunaan
Variasi Bahasa Sosiolek pada Masyarakat Sulawesi Selatan. Skripsi. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,
Universitas Muhammadiyah Makasar.
Suandi, Nengah I. (2014). Sosiolinguistik.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sudaryanto. 1993. Metode dan
Aneka Teknik Analisis Bahasa: Pengantar Penelitian
Wahana Kebudayaan secara Linguistik.
Yogyakarta: Duta Wacana University Press.
Susanto, Eko Harry. 2014. Dinamika Pesan
Iklan. Jurnal Komunikasi Universitas
Tarumanegara.
Susilo,
Erwan. 2016. Alih Kode dalam Interaksi Pedagang dan
Pembeli di Kawasan Kaki Lima Malioboro Yogyakarta. Skripsi. Sastra Indonesia, Universitas Negeri Yogyakarta.
Susmita, Nelvia. 2015. Alih Kode
dan Campur Kode dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMP Negeri 12 Kerinci. Jurnal Penelitian Universitas Jambi Seri Humaniora.
Zaim, M. 2014. Metode Penelitian
Bahasa: Pendekatan Struktural. Padang. Penerbit FBS UNP Press Padang.
Zamzani, Yayuk Eni Rahayu, dan Siti Maslakhah. 2017. Eksistensi Bahasa dalam Iklan Televisi Indonesia. Jurnal Bahasa dan Sastra Indonesia.
Komentar