CATATAN LAPANGAN
Lokasi Observasi : Webinar
Hari Observasi : Rabu
Tanggal Observasi : 27 Oktober 2021
Waktu Observasi : Pukul 13.00-15.30
Pengobservasi : Ayuni Kurnia Wulandari
Topik : Diskusi Tentang HAM
Pengisi Webinar : 1. Moderator
2. Narasumber 1
3. Narasumber 2
4. Narasumber 4
A. CATATAN DESKRIPTIF
Pada hari Rabu, 27 Oktober 2021 tepatnya pukul 13.00 Tim Komnas HAM yang bekerja sama dengan Tanggap Rasa, mengadakan seminar online atau yang biasa disebut Webinar dengan tajuk “Menunggu Kedatangan SuperDUHAM”
Webinar diawali dengan pemutaran film animasi yang dibuat untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya Hak Asasi Manusia. Kemudian, setelah pemutaran film selesai, moderator mulai membuka acara.
Setelah itu, moderator mulai memperkenalkan narasumbernya satu persatu, diantaranya Fanny Chotimah selaku sutradara film documenter You and I, Irfan Ramli sutradara sekaligus penulis naskah film, Kania Mamonto, dan Hairansyah Komisioner Komnas HAM.
Pada saat webinar semua peserta di mute atau tidak diperkenankan bertanya sebelum sesinya. Kemudian, para narasumber mulai berdiskusi terkait HAM dalam presepsi Superhero.
Setiap narasumber memiliki pandangannya masing-masing terkait superhero pembela HAM di mata mereka. Kurang lebih seperti inilah diskusi lengkapnya:
Moderator: Assalamualaikum wrb wb, salam sejahtera untuk kita semua. Salam sehat, salam super untuk kita semua. Kenapa Super? Karena diskusi kita kali ini spesial banget, menunggu SUPERDUHAM.
Moderator: Siapa sih SUPERDUHAM ITU? SUPERDUHAM adalah Superhero HAM yang cinta damai, dan terinspirasi dari deklarasi universal Hak Asasi Manusia.
Moderator : Sebelum memulai diskusi, perkenalkan dulu buat yang belum kenal. Saya Rebeca Amelia selaku moderator.
Moderator: Oke Happy Humans, langsung saja karena waktu sudah berjalan. Kita sapa narasumber kita pada hari ini. (Sambil Memperkenalkan satu persatu narasumber)
(Setelah perkenalan moderator langsung memberikan Quis atau Q&A kepada peserta agar mendapatkan dorprise)
Moderator: Pertanyaanya, siapakah superhero HAM di Indonesia yang kalian ketahui?
(Satu persatu peserta mulai menjawab di kolom chat)
Moderator: Baik saya akan mulai bertanya nih pada 4 narasumber kita. Siapa tokoh pahlawan super yang menurut narasumber itu favorit?
Narasumber 1: Mungkin, aku terlalu suka sama superhero, karena mereka terlalu mengada-ada atau kurang realistis.
Narasumber 1: Sebenarnya superhero yang sebenarnya adalah korban dari ketidakadilan HAM itu sendiri. Jika para korban mau speak up, atau memberi ruang bicara pada korban. Maka ketidak adilan HAM di Indonesia bisa ditegakkan.
Narasumber 1: Menurut saya korban yang mau speak up adalah perwujudan dari superhero HAM itu sendiri.
Moderator: Baik, jadi menurut Kania superhero HAM itu adalah korbannya. Menarik sekali. (Sebenarnya masih ada percakapan namun hanya untuk mengomentari pendapat dari narasumber 1. Jadi saya skip ke komentar narasumber 2)
Narasumber 2: Kalau saya setuju dengan pendapat Kania. Sebenarnya kita tidak butuh superhero. Karena dalam kehidupan nyata kita tidak bisa bergantung pada superhero.
Narasumber 2: Siapa saja bisa menjadi hero dalam kehidupan nyata, selama diam au menjadi penegak HAM.
Moderator: Menurut Mbak Fanny sendiri, apa sosok superhero di mata Mbak Fanny?
Narasumber 3: Kalau saya batman sih, soalnya berkaca dari negeri Gotham City. Batman menegakkan keadilan di sana. Intinya kita butuh sosok seperti Batman karena kita butuh superhero seperti Batman
Moderator: Dan uniknya batman itu punya prinsip tidak akan membunuh yah
Narasumber 3: Iya betul
Moderator: Selanjutnya bang Anca sendiri, punya jagoan favorit atau nggak nih?
Narasumber 4: Kalau favorit sih enggak yah. Tapi saya suka Robbyn Hood. Karena Robyn tidak memiliki kekuatan super, jadi masih lebih realistis aja seperti kebanyakan manusia.
(Karena durasi percakapan kurang lebih 2 jam. Jadi saya hanya mencatat pada sesi pertanyaan pertama.)
Hasil Analisis dari percakapan di atas!
B. KESAN PENULIS
Kesan yang saya dapatkan dalam mengikuti webinar ini adalah, sangat informatif. Moderator membawakan acara dengan begitu baik, dan sangat bagus dalam berinteraksi dengan narasumber.
Narasumbernya menguasai materi dan sangat menginspirasi. Mampu membuka pemahaman baru terkait HAM dilihat dalam sudut pandang superhero. Dari 4 narasumber itu, memiliki pola pikir yang berbeda terkait superhero penegak HAM.
Secara kesuluran mengikuti webinar tersebut sangatlah menginspirasi dan menambah wawasan.
C. ANALISIS CATATAN LAPANGAN
Dalam catatatan lapangan yang dilakukan via webinar pada 27 Okotober 2021, Saya menganalisisnya sebagai berikut:
· Analisis Tekstualitas Wacana
1. Kohesi adalah keserasian hubungan antar unsur yang satu dengan yang lain. kohesi dibagi menjadi dua yaitu kohesi gramatikal dan kohesi leksikal.
A. Kosehi gramatikal
1) Subsitusi merupakan hubungan gramatikal, lebih bersifat hubungan makna dan kata.
2) Referensi (penunjukan) merupakan sebagian suatu bentuk yang merujuk kebentuk lainnya. pada calap diatas terdapat penunjukan atau referensi.
Moderator: Menurut Mbak Fanny sendiri, apa sosok superhero di mata Mbak Fanny?
Narasumber 3: Kalau saya batman sih, soalnya berkaca dari negeri Gotham City. Batman menegakkan keadilan di sana. Intinya kita butuh sosok seperti Batman karena kita butuh superhero seperti Batman
3) Elipsis (penghilangan/pelepasan) adalah proses penghilangan kata atau satuansatuan bahasa lain yang dapat dimunculkan kembali dalam pemahamannya.
B. Kohesi Leksikal
1) Repetisi adalah pengulangan kata atau frasa.
2. Koherensi adalah penyatuan secara rapi kenyataan dan gagasan, fakta, dan ide menjadi suatu untaian yang logis sehingga mudah memahami pesan yang dikandungnya (Taringan 1978:104) dalam calap diatas terdapat koherensi berikut kutipannya.
Moderator: Menurut Mbak Fanny sendiri, apa sosok superhero di mata Mbak Fanny?
Narasumber 3: Kalau saya batman sih, soalnya berkaca dari negeri Gotham City. Batman menegakkan keadilan di sana. Intinya kita butuh sosok seperti Batman karena kita butuh superhero seperti Batman
Moderator: Dan uniknya batman itu punya prinsip tidak akan membunuh yah
Narasumber 3: Iya betul
3. Keinformatifan adalah memuat informasi.
· Analisis Struktur Wacana Lisan Interaktif
1. Pergantian Peran (Turn Taking) yaitu pergantian peran peserta komunikasi.
2. Pertukaran (Exchange) pemberian informasi yang terjadi saat melakukan interaksi
· Analisis Kategorisasi Wacana
1. Kategorisasi Wacana Berdasarkan Saluran Media Komunikasi
Kategorisai ini dikelompokan menjadi dua yaitu waca lisan dan wacana tulis. Dalam cacatan lapangan diatas media yang digunakan adalah wacana lisan dan tulisan yang melibatkan moderator, dan 4 narasumber serta partisipan yang menjawab melalui tulisan,
2. Katergorisasi Wacana Berdasarkan Peran Partisipasi Komunikasi
Pada kategorisasi ini dibagi menjadi tiga yaitu dialog, monolog, dan polilog. Dalam calap diatas yaitu termasuk dalam ketegorisasi polilog karena dihadiri lebih dari 2 partisipan.
3. Kategorisasi Wacana Berdasarkan Fokus Tujuan atau Fungsi Komunikasi.
Kategorisasi ini dibagi menjadi dua yaitu transaksional dan interaksional. Dalam calap diatas termasuk dalam interaksional yaitu merupakan interaksi atau hubungan sosial dan sikap perseorangan. Dapat kita lihat bahwa interaksi antara moderator dan narasumber pada calap diats termasuk dalam hubungan sosial dimana saling berinteraksi dengan aktif.
Komentar