Langsung ke konten utama

People Pleaser






    Istilah 'People Pleaser' apa kamu tahu apa artinya? baiklah, jika ada yang belum tahu, biar kujelaskan. Terkadang seseorang merasa dirinya 'selalu ingin' disukai oleh orang lain. Bahkan jika keinginan orang lain bertolak belakang dengan keinginan dirinya sendiri. Dia akan terus melakukan sesuatu yang menurutnya 'dapat menyenangkan' orang lain. Kamu terbiasa mengatakan 'baiklah' 'setuju' dan segan untuk mengatakan 'tidak' pada orang lain.

    Jika kamu pernah mengalaminya, maka kamu adalah seorang 'people pleaser'. Sebagian masyarakat menganggap ini hal yang normal, dan bahkan sebuah kebajikan karena mendahului kepentingan orang lain daripada kepentingan pribadinya sendiri. Namun, pernahkah kamu memikirkan kesehatan mentalmu sendiri? Kamu tidak merasa lelah bersikap seperti itu? Lama kelamaan kamu akan kehilangan identitasmu sendiri, dan itu bukan hal yang baik.

    Sebenarnya apa yang menjadi penyebab seseorang menjadi people pleaser? faktornya bisa terjadi karena pola asuh yang salah sejak kecil, trauma masa lalu dan tuntutan lingkungan (adanya penolakan dari lingkungan sosial). Pola asuh yang salah dapat menyebabkan seorang anak memiliki 'tingkat kepercayaan diri yang rendah' dan rasa trauma seorang anak bisa muncul saat keluarganya tidak dalam keadaan harmonis. 

    Ada juga pola pikir yang merasa 'takut' ditinggalkan oleh orang lain, jika dia tidak mengikuti keinginan mereka. Seorang anak berpikir dengan caranya menyenangkan orang lain, maka dunianya akan senantiasa damai, dan orang-orang tidak akan pernah meninggalkannya. Pemikiran-pemikiran seperti itulah yang sudah seharusnya diubah. 

    Apa saja tanda-tanda seseorang yang mengalami 'people pleaser'? Silahkan disimak, mungkin saja sesuai dengan apa yang sedang kamu alami saat ini.

        1. Sering menyetujui pendapat atau keinginan orang lain, walaupun bertolak belakang dengan keinginanmu.

          2. Sering meminta maaf untuk hal sepele yang mungkin kesalahan itu bukan sepenuhnya kesalahanmu. Atau kamu merasa bertanggung jawab atas kesalahan yang orang lain lakukan.

      3. Jika terjadi petaka menimpa orang lain, kamu merasa bersalah dan turut andil di dalamnya.

         4.  Selalu merasa apa yang kamu lakukan itu 'perfect' sesuai dengan ekspetasimu, kamu akan merasa kecewa jika situasinya tidak sesuai dengan apa yang kamu bayangkan.

           5. Kamu akan menyalahkan dirimu jika orang lain marah padamu.

        6. Kamu haus akan pujian, kamu berharap apa yang kamu lakukan 'untuk menyenangkan' orang lain, dibalas dengan pujian oleh mereka.


    Lalu bagaimana caranya berubah? namanya perubahan pasti butuh proses, namun sedikit tips dariku mungkin bisa membantu.

    1. Belajar mencintai dan menghargai dirimu sendiri.
    
       Coba cari tahu, apa yang kamu sukai, hobi apa yang membuatmu senang. Belajar meluangkan lebih banyak waktu untuk dirimu sendiri.

    2. Belajar mengatakan 'tidak' jika perlu. 
    
    Sebelum berharap orang lain menghargaimu, maka kamu juga harus belajar menghargai dirimu sendiri. Dengan mengatakan 'tidak' pada sesuatu yang tidak sesuai denganmu, itu menjadi salah satu caramu memahami keinginanmu dan orang lain menjadi lebih paham padamu.

    3. Jangan pernah membandingkan dirimu dengan orang lain
    
    Setiap orang memiliki kemampuan dan keistimewaan mereka masing-masing. Jika kau tidak berbakat di bidang A maka kau memiliki kemampuan lebih di bidang B. Jika terus menerus membandingkan dirimu sendiri, kamu akan lelah dan akhirnya kehilangan kepercayaan dirimu.

    4. Berusaha untuk memaafkan diri sendiri
        
      Jika muncul rasa bersalah, maka kamu harus bertanya pada dirimu sendiri. "Apa kesalahanmu?" "Bagaimana caramu berubah?" lalu kesalahan itu akan menjadi pembelajaran agar besok tidak terulang lagi. Jangan selalu menyalahkan diri sendiri atas kesalahan yang dilakukan orang lain. 

    5. Jangan merasa takut tidak disukai dan ditinggalkan
    
      Coba pikirkan, tidak ada sesuatu yang sempurna di dunia. Jika ada yang menyukaimu, pasti akan ada yang membencimu. Jangan berpikir kamu harus menyenangkan mereka semua agar semua orang menyukaimu. Itu sesuatu yang sulit untuk dilakukan, bahkan oleh orang suci sekalipun. Setiap orang memiliki pemikiran mereka sendiri, jika ada yang tidak sesuai, maka itu bukan kesalahanmu, tapi karena perbedaan pola pikir.

    Keismpulannya, jangan pernah membuang waktu dan energi hanya untuk menyenangkan orang lain. Benahi dirimu sendiri, masalah mereka akan 'senang' atau tidak padamu, itu adalah bonus, selama kamu tidak merugikan orang lain dan merugikan dirimu sendiri. Selalu terapkan prinsip 'Cintai dirimu sendiri' sebelum berharap 'Orang lain akan mencintaimu'

***


Postingan ini dibuat untuk memperingati hari kesehatan mental sedunia -10 Oktober 2021 ^^

Komentar

Populer

Analisis Puisi “ IBU” Karya D. Zawawi Imron

  “ IBU” Karya D. Zawawi Imron   Kalau aku merantau lalu datang musim kemarau Sumur-sumur kering, daunan pun gugur bersama reranting Hanya mata air air matamu ibu, yang tetap lancar mengalir Bila aku merantau Sedap kopyor susumu dan ronta kenakalanku Di hati ada mayang siwalan memutikkan sari-sari kerinduan Lantaran hutangku padamu tak kuasa kubayar Ibu adalah gua pertapaanku Dan ibulah yang meletakkan aku di sini Saat bunga kembang menyerbak bau sayang Ibu menunjuk ke langit, kemudian ke bumi Aku mengangguk meskipun kurang mengerti Bila kasihmu ibarat samudera Sempit lautan teduh Tempatku mandi, mencuci lumut pada diri Tempatku berlayar, menebar pukat dan melempar sauh Lokan-lokan, mutiara dan kembaang laut semua bagiku Kalau aku ikut ujian lalu ditanya tentang pahlawan Namamu, ibu, yang kan kusebut paling dahulu Lantaran aku tahu Engkau ibu dan aku anakmu Bilaa berlayar lalu datang angin sakal Tuhan yang ibu tunjukkan telah kukenal

ANALISIS PUISI WS RENDRA 'Orang-orang miskin'

  Orang-Orang Miskin karya : WS Rendra Orang-orang miskin di jalan, yang tinggal di dalam selokan, yang kalah di dalam pergulatan, yang diledek oleh impian, janganlah mereka ditinggalkan. Angin membawa bau baju mereka. Rambut mereka melekat di bulan purnama. Wanita-wanita bunting berbaris di cakrawala, mengandung buah jalan raya. Orang-orang miskin. Orang-orang berdosa. Bayi gelap dalam batin. Rumput dan lumut jalan raya. Tak bisa kamu abaikan. Bila kamu remehkan mereka, di jalan  kamu akan diburu bayangan. Tidurmu akan penuh igauan, dan bahasa anak-anakmu sukar kamu terka. Jangan kamu bilang negara ini kaya karena orang-orang berkembang di kota dan di desa. Jangan kamu bilang dirimu kaya bila tetanggamu memakan bangkai kucingnya. Lambang negara ini mestinya trompah dan blacu. Dan perlu diusulkan agar ketemu presiden tak perlu berdasi seperti Belanda. Dan tentara di jalan jangan bebas memukul mahasiswa. Orang-orang miskin di jalan masuk ke dalam tidur mala

Tentangku dan Rasa

Source pic by : pinterest Dulu aku sempat berpikir jika manusia memang terlahir dengan kesempurnaan mereka masing-masing. Namun pada akhirnya aku menyadari, jika tidak ada satu orang pun yang memiliki kesempurnaan sedetil-detilnya. Jika memikirkan kita terlahir sempurna itu termasuk pelanggaran ketaqwaan kepada sang pencipta. Maka berlagak seolah kita sempurna adalah pelanggaran terbesarnya. Maka dari itulah, kehidupan ku yang porak poranda. Jiwaku yang terkekang, dan hatiku yang lama mati rasa, adalah bentuk dari ketidak sempurnaan yang di berikan oleh-Nya. Rasanya berat berbagi serpihan kisah ini, dan menuangkan kisahnya dalam bentuk tulisan. Namun, ku kuatkan tekadku untuk menceritakannya. Karena bagiku, ini bukanlah kisah dramastis ala bollywood maupun drama korea yang penuh dengan fantasi. Kisah ini, ku tuangkan penuh ketulusan, dan rasa syukur karena ku harap dapat menginspirasi semua orang. Aku bukanlah gadis periang yang acuh terhadap semua cobaan, aku kera

Analisis Intertekstual Puisi ‘Malin Kundang ’ Karya Joko Pinurbo

  MALIN KUNDANG Puisi Joko Pinurbo Malin Kundang pulang menemui ibunya yang terbaring sakit di ranjang. Ia perempuan renta, hidupnya tinggal menunggu matahari angslup ke cakrawala.   “Malin, mana istrimu?” “Jangankan istri, Bu. Baju satu saja robek di badan.” Perempuan yang sudah tak tahan merindu itu seakan tak percaya. Ia menyelidik penuh curiga.   “Benar engkau Malin?” “Benar, saya Malin. Lihat bekas luka di keningku.” “Tapi Malin bukanlah anak yang kurus kering dan compang-camping. Orang-orang telah memberi kabar bahwa Malin, anakku, akan datang dengan istri yang bagus dan pangkat yang besar.” “Mungkin yang Ibu maksud Maling, bukan Malin.” “Jangan bercanda, mimpiku telah sirna.”   Walau sakit, perempuan itu memberanikan diri bertanya: “Ke mana saja engkau selama ini?” “Mencari ayah di Jakarta.” Lalu kata ibu itu: “Ayahmu pernah pulang dan aku telah sukses mengusirnya.”   “Benar engkau Malin?” Ibu itu masih juga sangsi. Dan ana

Boneka 1

    14 Juni 2006. Hari ulang tahunku yang ke-5, Ibu diam-diam memberiku boneka berbentuk hati berwarna merah, dan meletakkan di tepi ranjangku. Aku senang, sampai sekarang boneka itu masih bertengger manis di ranjangku.      14 Juni 2007. Hari ulang tahunku yang ke-6, Ayah mengajakku pergi ke plaza, tanpa Ibu, hanya ada aku dan adikku. Aku senang, karena setelah satu tahun aku akhirnya bertemu Ayah, dia mengingat hari ulang tahunku, dan memberiku boneka anjing dan domba.     14 Juni 2008. Tidak ada lagi yang memberiku boneka.  Mungkin kamarku sudah penuh boneka, jadi boneka tidak diperlukan lagi.      14 Juni 2009. Tidak ada lagi laki-laki itu...kemana hilangnya?  Lagi-lagi aku hanya bisa bilang "entah"     14 Juni 2010. Aku diperkenalkan dengan orang asing, yang harus ku sebut dengan sebutan "Ayah" Baiklah.      14 Juni 2011. Ibuku seperti orang asing. Aku tidak begitu dekat  dengannya. Bahkan saat didekatnya, hanya ada rasa takut menjalariku.