Pijakan ini bukanlah palang besi
yang kau injak-injak dengan penuh dosa
Udara ini bukanlah racun mematikan
Udara ini bukanlah racun mematikan
jangan kau usik kemurniannya
Lautan ini bukanlah kobaran api yang membara
Lalu kenapa kau musnahkan
Hingga sirna keindahanku
Lautan ini bukanlah kobaran api yang membara
Lalu kenapa kau musnahkan
Hingga sirna keindahanku
Ombak biruku, udara sehatku, tanah hijauku
Jingga, biru memancar, hamparan hijau
Kau renggut semua dariku
Hanya tinggal kikisan dan harapan
Aku harus bagaimana?
Aku terjerembab di bawah sinar rembulan
Yang terasa panas menyengat
bak matahari sejengkalan
Tetesan darah mengalir dari mataku
Kau rusak istana duniaku
Jingga, biru memancar, hamparan hijau
Kau renggut semua dariku
Hanya tinggal kikisan dan harapan
Aku harus bagaimana?
Aku terjerembab di bawah sinar rembulan
Yang terasa panas menyengat
bak matahari sejengkalan
Tetesan darah mengalir dari mataku
Kau rusak istana duniaku
Surga kala kita bermain
Surga kala kita berlabuh
Telah kau renggut secara perlahan
Haruskah ku musnahkan jari-jarimu
Agar kau lengah dalam mengambil harta pertiwiku
Jangan anggap semua harta dunia milikmu
Jangan kira hanya kau yang diberi titipan dari sang agung
Aku dan segala hakku menjaga segumpal tanah pertiwiku
Jangan kau renggut!
Jangan kau rusak dan kau hancurkan
Surga kala kita berlabuh
Telah kau renggut secara perlahan
Haruskah ku musnahkan jari-jarimu
Agar kau lengah dalam mengambil harta pertiwiku
Jangan anggap semua harta dunia milikmu
Jangan kira hanya kau yang diberi titipan dari sang agung
Aku dan segala hakku menjaga segumpal tanah pertiwiku
Jangan kau renggut!
Jangan kau rusak dan kau hancurkan
Akulah kelambu dunia
Dimana tak seorangpun mengenalku
Akulah sang guardian
Kalian para pemusnah akan melihatku
Setiap kobaran apiku adalah tanda amarahku.
Dimana tak seorangpun mengenalku
Akulah sang guardian
Kalian para pemusnah akan melihatku
Setiap kobaran apiku adalah tanda amarahku.
@Skymoon_original
Komentar