JAM
Aku terdiam merenung disini
Sejak zaman maya hingga reformasi
dan kini aku masih terdiam disini
Dan waktu membawaku ke era ini
Era yang penuh dengan tetesan darah
Darah-darah segar yang terbuang dengan sia-sia
Bahkan setetes asa tak cukup untuk
Menghentikan pertumpahannya
Harus kusaksikan dengan mata bulat telanjangku
Apa yang bisa ku ekspresikan
Akankah aku menghentikan dengan jeritan
tangisku tertahan, ku hanya mampu berekpestasi
Aku ingin kembali ke masa lampauku
Tok..tik..tok..tik..tok
Aku terus berputar mengikuti alur kehidupan
Bumi ini telah bertongkat
Aku kasihan melihat bumiku.
semakin hari semakin aneh penghuninya
Aku kasihan melihat bumiku
Setiap saat kekayaannya telah dirampas paksa
Aku kasihan melihat tanah nenek moyangku
Kaki-kaki tanpa dosa telah menginjak dan mengotorinya.
Tik..tok..tok..tik..tok
Dimana penghuni rumah dunia ini
Apa kalian akan terus membisu
Bersembunyi dibalik tirai
Diam mencohor melihat darah-darah tak berdosa
Tumpah hancur lebur didepan mata kalian
Kekerasan dari tangan-tangan politik
Kekerasan dari tangan-tangan para pembesar rumah dunia ini
Apa kalian takut menghadapinya?
Bumi ini bagai rumah tak berpenghuni
Tik..tok..tok..tik..tok
Andai aku bisa bicara
Andai aku bisa mengumpat
Namun aku hanya sebuah jam
Aku hanya dapat menyaksikan kehancuran rumah dunia ini
Ini bukanlah sebuah kutukan
Para tetuah pun dapat melihat
Bumiku telah dirampas
tik..tok..tik...tok..tik..tok
Rumah duniaku... ku titipkan pada anak cucuku.
***
@Skymoon_original
Komentar