Langsung ke konten utama

Postingan

Analisis Ecokritik Novel Saman-Ayu Utami

  Realita Lingkungan Hidup dalam Novel Saman             Novel dengan Judul Saman ini adalah Novel pertama Karya Ayu Utami yang terbit pada Bulan April 1998, Judul Saman sendiri diambil dari nama samaran tokoh dalam novel. Dikisahkan tokoh utama bernama Athanasius Wisanggeni adalah seorang Pastor di Gereja kecil Prabumulih, Sumatera Selatan. Wisaggeni pernah menjadi pembimbing rohani empat wanita yang bersahabat dari SD sampai dewasa yang juga menjadi sorotan dalam novel, yaitu : Yasmin Moningka, Laila, Shakun Tala, dan Cok. Melihat latar terbitnya di tahun 1998, tentunya bisa terlihat bahwa Saman dilatarbelakangi masa rezim orde baru di tahun 80an sampai tahun 90an yang terkenal dengan pemerintahannya yang otoriter pada zaman itu. Saman adalah cerita tentang suatu hubungan persahabatan diantara perempuan yang kemudian memunculkan tema seksualitas dari perspektif perempuan yang masih tabu pada masanya, sehingga menimbulkan kontroversi. Selain itu Saman juga bercerita tentang

Diary Orang Awam

Saya mencoba menuliskan isi hati saya kali ini, saya tidak tau apa yang akan pembaca pikirkan ini, tapi saya yakin. Dari sekian banyak orang, ada salah satu atau beberapa yang memiliki pemikiran seperti ini. Saya tidak butuh orang untuk medengarkan, karena akan canggung jika saya bercerita secara langsung. Baik Saya akan memulainya~ Jujur saja, kebanyakan Hasrat saya sama seperti remaja kebanyakan. Ingin mencari lebih tentang makna hidup, jati diri, dan terutama lagi tentang apa itu makna cinta yang sebenarnya? Karena Baru-baru ini, Ibuku sedikit menyinggung sesuatu, beliau mengatakan saya sudah bukan lagi anak-anak. Saya diberi kebebasan menyukai siapapun yang saya mau. Jadi, apa masalahnya?  Saya sedikit bingung dengan pembahasan ini, jujur saja, selama saya hidup saya, persoalan suka, cinta dan kawan-kawannya masih saya kategorikan konten sensitif. Saya tidak pernah menceritakan hal itu pada Ibu saya, karena saya masih menganggap  itu tidak penting. Sangat tidak penting. Sangat meru

Kutanya Dia, Rupiah Menjawab

Kemarin kusambangi rumahmu  Apa yang kau bawa? tanyamu dari depan pintu Diriku, kujawab dengan wajah penuh binar Lalu kau mengusirku Hari ini kusambangi rumahmu Apa yang kau bawa? Tanyamu dari balik tirai Kubawakan bunga untukmu,  Lalu kau lempar kelopaknya Lusa kusambangi rumahmu lagi Apa yang kau bawa? tanyamu dari arah yang tak nampak  Kubawakan dolar untukmu, Lalu kau robek itu diwajahku Minggu berikutnya kusambangi rumahmu Apa yang kau bawa? Sekali lagi, dia bertanya Kubawakan rupiah untukmu Kemudian kau mendekat, dan berbisik lirih. “Inilah yang kuinginkan. Aku cinta Rupiah” Lalu aku berhenti menyambangi rumahmu. *** By. Ayuni Kurnia Wulandari 

Analisis Strukturalisme Robert Stanton dalam Cerpen Vampir Karya Intan Paramaditha

  Vampir Karya Intan Paramaditha   Bacalah ia dari belakang dan kau akan menemukan aku. Kami datang dari tempat yang sama, sempit, gelap, basah, merah. Tapi ia tak menginginkanku karena ia kira aku menyusu ibu serigala. Sebenarnya dulu aku tak pernah bercita-cita menjadi sekretaris. Jika ditanya apa cita-citaku semasa kecil, aku selalu mengatakan ingin jadi dokter, seperti juga ribuan anak kecil lainnya. Tapi saat aku tumbuh dewasa, ibuku mengamati sifatku yang rajin dan serba teratur. Aku suka membuat daftar pelajaran, anggaran uang jajan, atau daftar belanja. Aku tergila-gila pada pengelompokan. Di kamarku ada kotak-kotak khusus untuk kaset dengan aliran musik berbeda. Aku bahkan tahu baju apa yang akan kupakai hari Jumat dua minggu mendatang. Kata Ibu, “Kau lebih cocok jadi sekretaris ketimbang dokter.” Selepas sekolah menengah aku pun masuk Akademi Sekretaris. Separuh alasanku adalah ingin memaksimalkan potensiku, separuhnya lagi adalah karena untuk menjadi dokter