Langsung ke konten utama

Postingan

Ubi

Ubi Ibu membawa ubi Katanya "ini dari rumah Bibi" Lalu kulahap ubi Bibi Ibu lalu pergi Ibu tak lagi kembali Aku bertanya, "kenapa ibu pergi? " Apa karena sepotong ubi? Aku bertanya lagi,  "kemana ibu pergi? " Apakah ke rumah Bibi? Ibuku kelaparan,  kuhampiri rumah bibi Sepi sekali, Hening sekali, Apalagi di malam hari, Hanya ada wangi melati Menghiasi rumah bibi *** Ayuni Kurnia Yogyakarta,  11 februari 2019

Review Novel "Bumi Manusia"

Judul : Bumi Manusia Penulis : Pramoedya Ananta Toer Penerbit : Lentera Dipantara Cetakan. : 2011 Isi : 535 hlm ISBN : 979-97312-3-2 Sinopsis. Minke adalah seorang Pribumi yang bersekolah di Eropa dan belum pernah ke Eropa. Sekolah orang – orang Eropa dan begitu terkenal di seluruh penjuru tanah air, yang mengajarkan pendidikan Belanda. Semua guru – gurunya berasal dari tanah Eropa. Minke, Pribumi berdarah Jawa mulai merasa ada yang berbeda pada dirinya semenjak masuk sekolah, sepertinya sedikit demi sedikit budaya Eropa telah masuk pada dirinya. Pribadinya sedikit melenceng menyalahi wujudnya sebagai orang Jawa. Lalu juga ada seorang gadis berkulit putih, halus, berwajah Eropa, berambut dan bermata Pribumi, bernama Annelies Mellema. Minke begitu terpukau, dan inilah gadis yang dimaksud Surhorf. Minke melihat Robert Mellema dan Surhorf tenggelam dalam obrolannya mengenai bola, dan Minke tidak mengerti. Kemudian ada sosok, Nyai Ontosoroh adalah perempuan pr

Review Cerpen "Pelajaran Mengarang"

Judul : Cerpen "Pelajaran mengarang" Karya : gumira ajidarma Terbit : cerpen pilihan kompas Dalam cerpen Pelajaran Mengarang ini, karya Seno Gumira Ajidarma menceritakan tentang seorang anak perempuan bernama Sandra berusia 10 tahun yang duduk di bangku kelas V SD Sandra sangat membenci pelajaran mengarang yang diajarkan oleh Ibu Guru Tati. Ibu Guru Tati memberikan 3 pilihan Judul kepada 40 anak muridnya, Sandra merasa teman-temanya tidak memiliki kendala apa pun dalam mengarang tetapi tidak bagi dirinya, Sandra merasa dia harus benar-benar mengarang karena dalam kenyataannya dia memang tidak mengalami kejadian yang sesuai dengan ke tiga Judul tersebut. Sandra pun mulai memikirkan apa yang ada di benaknya tentang ketiga judul tersebut dimulai dari Keluarga yang Berbahagia, dia merasa keluarga yang bahagia ini tidak ada di dalam keluarganya dia hanya hidup dengan Mamanya tidak ada Papa di dalam kehidupnnya, Sandra pernah menanyakan hal itu terhadap Mamanya tetapi ya

Review singkat "Tere Liye-Negeri Para Bedebah"

Judul               : Negeri Para Bedebah Penulis            : Tere Liye Penerbit          : PT Gramedia Pustaka Utama Cetakan           : Juli 2012 Tebal                : 440 Halaman Sinopsis     Thomas, penasehat keuangan hebat lulusan dari universitas terkemuka dunia ternyata menyimpan masa lalu yang kelam. Thomas bernama asli tommy. Sebuah pengkhianatan membuat kedua orang tua tommy meninggal dalam sebuah kebakaran dan harta keluarganya terampas, hingga Tommy disembunyikan di sekolah berasrama dan berganti nama menjadi thomas.     Cerita sesungguhnya dimulai ketika perbankan milik pamannya yang bernama liem terpuruk dan terancam dibekukan. Walau thomas membenci paman liemnya, dia tidak bisa membiarkan perusahaan keluarganya terpuruk seperti itu. Dalam waktu 2 hari, Tommy yang dibantu julia seorang wartawan yang awalnya menaruh kebencian padanya, meggie asistennya, Rudi seorang polisi temannya dalam klub bertarung, dan kadek kapal pesiarnya berhail memulihk

Tuhan dan Si 'Banyak Minta'

P ikiranku berbisik, ‘Tuhan mengacuhkanmu’ katanya. Apa karena aku yang terlalu banyak berkeluh kesah? atau-Tuhan memang tak punya kata-kata untuk menjawabku atau aku sendiri yang tak punya kata untuk mengutarakan kebodohanku Aku memalingkan wajahku, seolah aku  tak tahu dosa apa yang sudah ku lakukan. Seseorang pernah berkata, "Setiap manusia memiliki takaran dosa mereka masing-masing" Bagaimana jika keimanan seorang pelacur disamakan dengan keimanan para ulama besar? Lalu pikiranku berbisik lagi, ‘ Tuhan masih mengacuhkanmu’ Hari ini aku mengatakan, jika aku menginginkan orang yang kucintai Tak ada balasan dari Tuhan, Aku memelas,  "Aku menginginkannya, Tuhan" Tapi Tuhan tak menyatukan kami Apa? Tuhan tak mengizinkan kita bersatu Tidak! Tuhan selalu bertolak belakang denganku. aku diam, aku tak lagi meminta Tuhan juga diam, seperti biasa Aku merenung, tiba-tiba hatiku berbisik  ‘Kau –apa sudah tidak butuh Tuhan’ Katan

SAKURA (Masih Ada Hati yang Tersisa dalam Duniaku)

            Ingatkah dengan pepatah ini ‘Sudah jatuh tertimpa tangga pula’ Lalu, bagaimana jika yang ku rasakan ‘Sudah jatuh tertimpa cinta pula’. Ya, di seperempat abad usiaku aku baru mengalami masa pubertas. Seperti terjerembab jurang yang dalam, aku berharap terlalu tinggi hingga terpeleset ke dalamnya.             Cinta memang tidak salah, namun penggunanya yang salah. Salahkah jika gadis yang terkurung di dalam sel rumah sakit mencintai seseorang? Melihatnya seperti remaja menyukai bias-bias mereka. Aku hanya menatapnya selama 20 tahun ini.             Sakura, di lihat dari namaku kalian mungkin membayangkan aku seindah bunga sakura, aku sempurna layaknya sakura. Kalian salah, aku adalah si gila. Hanya ungkapan “Gila” yang selalu menggema di telingaku.  “ Sakura kau anak si pendosa! Kau dan Ibumu itu gila! Gila!”                           Aku hanya menelan kenyataan itu mentah-mentah, seperti yang orang bilang, apapun yang orang lain nilai tentangmu akan ber

Sajakku, Diammu

course pict : pinterest S ajak tujuh seuntai yang ku senandungkan padamu, Dengan segenap jiwaku, yang terbelenggu Seketika wajahmu meremang, Sayangku... Lebam di hatimu tak pernah sirna meski berulang kali ku cumbu Dengarlah Wahai Sayangku.., sajakku ini ialah pelapis rindu Meski tinta biru menjelma menjadi air abu Meski bianglala menjadi warna-warna kelabu Tetap ku tuliskan puing rindu ini, hanya padamu Dibalik temaram, akan ku syairkan sajak ini dalam tidurmu Esok kau akan terbangun, meski hanya temukan siluet terbungkus belacu Meski begitu Sayangku... Sekeras apa pun aku meraung, diammu memekakan sajakku Jangan begitu, Sayangku... Masih tersisa sekuncup harapan yang ku mekarkan disandingmu, Sayangku, tak ku dengar lagi bisik hatimu yang menderu Kini, jelaslah sudah, kau larung aku tanpa ragu. original Ayuni Kurnia