pic. by: pinterest Hangatnya api perapian, hangat bukan? Saking Hangatnya, aku mulai terbuai, Merahnya menenggelamkanku dalam nostalgia Kursi penjalin kian berdecitan Berbisik mesra "ingat aku, sayang" Tirai-tirai kumal meng’iya’kan Aroma secangkir teh, Ya, kucium sudah aromanya. Perapian, seperti mesin pengelana ingatan Semburat senyum teramat menyejukkan. Masih kuingat, Senyumnya yang begitu menawan Mencipta bekas seperti ukiran Masih dibalik perapian, Ditanganmu yang penuh rajutan Kau mulai mendongeng Kisah klasik yang sulit dilupakan Disetiap lorong ruangan Bingkai tawamu masih menggema Jika kubuka kenyataan, Akankah seperti sebuah tamparan? Sayang, usiaku kini tak lagi pujangga Aku telah lupa, aku sudah renta Dikursi penjalin ini, tinggalah aku Menunggu uluran tanganmu dari ujung nirwana *** puisi by : Ayuni Kurnia Wulandari// @ayuni.kw
Selamat datang~ ini adalah ruang yang dipenuhi dengan segala macam jenis tulisan!